Seni Grafis
Pengertian Seni Grafis
Seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya melalui teknik cetak. Isilah grafis berasal dari bahasa Inggris yaitu “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan, gambar, atau lukisan dengan cara di toreh atau di gores. Grafis juga dapat diartikan sebagai gambaran yang nyata. Seni grafis termasuk kedalam seni rupa dua dimensi.
Seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya melalui teknik cetak. Isilah grafis berasal dari bahasa Inggris yaitu “graph” atau “graphic” yang berarti membuat tulisan, gambar, atau lukisan dengan cara di toreh atau di gores. Grafis juga dapat diartikan sebagai gambaran yang nyata. Seni grafis termasuk kedalam seni rupa dua dimensi.
Ragam-Ragam Seni Grafis
Berikut merupakan ragam-ragam seni grafis, yaitu :
1. Cetak Tinggi
Cetak tinggi adalah ragam karya seni grafis yang proses pembuatannya melalui tahapan pembuatan cetakan dari bahan yang dicukil sehingga permukaannya menjadi tinggi dan rendah atau relief.
Alat-alat atau media yang digunakan dalam proses cetaktinggi antara lain adalah kayu lapis triplek, metal, harboard, papan kayu, dan karet atau linoleum. Teknik cetak tinggi yang paling populer atau terkenal adalah seni grafis cukil kayu atau yang disebut woodcut.
Teknik cetak tinggi mulai dikenal pada abad ke-14 M oleh orang Koptia di Mesir. Orang yang berjasa dalam penemuan teknik ini salah satunya adalah Johanes Gutenberg (1400-1468) yang berasal Jerman. Adapun Orang
Eropa menggunakan teknik ini guna membuat hiasan pada kain tenun. Seni grafis cetak tinggi juga digunakan pada media cetak huruf dan buku.
Seniman yang menggunakan teknik cetak tinggi dalam membuat karya seninya antara lain adalah H. Holbein, Albrecht Durer, L. Granach, HB. Grien (Jerman), Kastuhista Hukosai, Ando Hirosige (Jepang), Edi Sunaryo, Kaboel Suadi, Andang Supriadi (Indonesia).
2. Cetak Saring
Cetak saring (secreen printing) adalah ragam karya seni grafis yang proses pembuatannya melalui tahapan pembuatan cetakan dari bahan secreen atau kain yang dilapisi bahan peka cahaya. Cetak saing juga sering dikenal sebagai sablon.
Alat yang digunakan dalam proses cetak saring adalah cetakan yang terbuat dari bahan kasa atau screen yang memiliki sifat elastis, lentur, dan halus. Selain sablon, cetak saring juga digunakan untuk membuat poster, spanduk, kaos, dan lain sebagainya.
Contoh seniman yang menggunakan teknik cetak saring dalam membuat karya seni adalah Chuck Close, Joseft Albert, Ralston Crawford, Robert Indiana, Julia Opie, Bridge Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol.
3. Cetak Dalam
Cetak dalam atau intaglio print adalah ragam seni grafis yang dibuat dengan cetakan dari bahan plat alumunium yang ditoreh dengan alat tajam sehingga membentuk goresan yang dalam.
Contoh seniman yang menggunakan teknik cetak datar dalam membuat karyanya antara lain adalah Pierre Bonnard, M.C Escher, George Bellows, Joan Miro, Honore Daumier, Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Edvard Munch, Pablo Picasso, Emil Nolde, Odilon Redon, dan Stow Wengenroth.
4. Cetak Foto (Fotografi)
Cetak foto adalah ragam seni grafis yang proses pembuatannya melalui pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan pencetakan gambar foto. Alat-alat yang digunakan dalam teknik ini antara lain adalah kertas dan tinta dengan menggunakan alat kamera digital, komputer, dan printer.
5. Engraving
Seni grafis jenis ini pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1430, dari ukiran halus yang digunakan para pengrajin emas untuk mendekorasi karya mereka. Dalam melakukan teknik engraving, seseorang harus mempunyai keterampilan karena teknik ini menggunakan alat yang bernama burin. Burin merupakan alat yang digunakan untuk mengukir logam.
Seluruh permukaan cat logam diberi tinta, setelah itu tinta dibersihkan hingga yang tersisa hanya tinta yang berada pada garis yang diukir. Kemudian plat logam diletakkan pada alat pres bertekanan tinggi di atas lembaran kertas. Setelah itu kertas mengambil tinta dari garis engraving dan menghasilkan sebuah karya cetak.
6. Drypoint
Drypoint adalah variasi dari teknik cetak engraving. Teknik ini juga disebut sebagai goresan langsung dengan menggunakan alat runcing. Goresan ini akan menghasilkan kesan kasar pada tepi garis. Drypoint ini hanya bisa digunakan untuk jumlah cetakan yang kecil, sekitar sepuluh sampai dua puluh karya saja.
Hal ini disebabkan karena tekanan alat press dapat cepat merusak kesan kabur yang dibuat. Guna mengatasi hal ini, penggunaan elektro-plating telah digunakan sejak abad ke-19 M guna mengeraskan permukaan plat.
Teknik drypont ditemukan pada abad ke-15 M oleh seniman yang berasal dari Jerman Selatan yang mepunyai julukan Housebook Master. Semua karya yang telah dihasilkan oleh housebook master menggunakan teknik drypoint. Selain housebook master, seniman dunia yang juga menggunakan teknik jenis ini adalah Rembrandt dan Albrecht Durer.
7. Etsa (Etching)
Etsa adalah teknik cetak seni yang menggunakan media berupa lempeng tembaga. Guna membuat acuan cetak atau klise dilakukan dengan cara menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) yang mempunyai sifat korosit terhadap logam tembaga. Teknik etsa ditemukan sekitar tahun 1470-1536 oleh Daniel Hopfer dari Augsburg, Jerman. Dengan teknik etsa Daniel Hopfer mendekorasi baju besinya. Etsa cukup mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa dalam menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya memiliki sifat linear serta mempunya detail dan kontur yang halus.
Teknik etsa dikerjakan dengan menutup lembaran plat logam menggunakan lapisan seperti lilin. Setelah itu, lapisan tersebut digores menggunakan jarum etsa yang runcing hingga bagian logamnya terbuka. Kemudian, plat tersebut dicelupkan atau diberi larutan asam di atasnya. Asam tersebut akan mengikis bagian plat yang telah digores. Lapisan yang tersisa akan dibersihkan dari plat, lalu proses pencetakan yang sama dengan proses pencetakan pada engraving.
8. Mezzotint
Mezzotint merupakan teknik cetak dalam yang menggunakan plat logam yang terlebih dahulu permukaannya dibuat kasar secara merata. Alat yang digunakan dalam teknik ini adalah rocker. Sketsa atau rancangan gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam dengan menerapkan efek gelap terang.
Gambar bisa dibuat dengan cara membuat kasar bagian tertentu saja, bekerja dari warna gelap ke terang. Mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Pada pertengahan abad ke-18 M, proses ini digunakan secara luas di Inggris guna memproduksi foto dan lukisan.
(sumber : http://www.sumberpengertian.co/pengertian-seni-grafis)
Komentar
Posting Komentar